Muslimah Millionaire Miulan Tentang Ayah
Ayahku SuperHero
Saat ayah masih ada, jujur saya tidak terlalu begitu dekat. Kami jarang mengobrol atau saling curhat. Karena apa? Karena saya selalu jengkel dengan sikap tegasnya beliau. Yang selalu saya salah artikan atas sikapnya.
Teringat masa kecil dulu, saya selalu belajar mengaji bersama beliau. Nah, saat itulah saya suka jengkel, merasa kesal. Karena ayah saya begitu tegas kepada anaknya. Bagaimanapun caranya, anak-anaknya harus bisa dan pintar mengaji. Sampai kami semua anaknya menangis tersedu-sedu, karena takut kalau kami tidak bisa mengaji pasti dimarahi.
Tapi sekarang saya tersadar, dibalik sikap tegasnya. Ayah menginginkan anak yang sholeh dan sholeha. Bisa meneruskan cita-cita, penegak Agama Islam. Aamiin..
Justru dengan sifat dan sikapnya, itulah yang saya rindukan setelah Ayah tiada.
Bagaimana tidak teririsnya hati ini, ketika ayah saya meniggalkan dunia ini selama-lamanya. Di saat itulah, saya baru melahirkan satu minggu anak pertama saya.
Ya Allah, hati ini terasa sakit. Jiwa ini terasa melayang. Harus menerima kenyataan, bahwa Ayah telah meninggalkan kami.
Jahitan yang membekas setelah melahirkan, serassa tidak sebanding dengan perihnya hati ini pada saat itu.
Ayah
Bahagialah di sisi_Nya
Kami hanya bisa mendo'akanmu
Mungkin kata maaf sudah tak bisa kami sampaikan
Tapi kami sungguh
Sungguh mencintaimu
Ayah
Muslimah Millionaire Miulan Tentang Ayah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar